pemilik

• Jika pohon usia 20 tahun dapat dipastikan berdiameter batang 60cm, dan jika tinggi minimal batang pohon diambil 6 meter maka dalam satu pohon terdapat :
  = 3,14×0,3×0,3×6 = 1,69 m3
  = dianggap minimal 1 m3/pohon
• Jika pohon 8.000 batang dianggap mati/longsor/dicuri hingga 2.000 batang maka jumlah tersisa dianggap tinggal 6.000 pohon
• Harga jati saat ini di pasaran mencapai Rp. 15 juta/m3 hingga Rp. 20 juta/m3 tergantung kwalitas, maka jika diasumsikan harga tengkulak/pemborong kayu menebang sendiri dari kebun, mengurus sendiri surat-suratnya dan kita terima bersih, harga saat ini adalah Rp. 7 juta/m3/pohon
• Jadi nilai yang didapat adalah : 6.000 pohon x Rp 7 juta/ pohon = Rp 42 milyar pada harga saat ini,,,, bagaimana dengan harga 15 tahun yang akan datang? WOW!
• Biaya perawatan perbulan yang dikeluarkan saat ini adalah antara Rp 6 juta/bulan hingga Rp 8 juta /bulan, tergantung kebutuhan. lni mencakup gaji 1 orang pengawas @ Rp. 1,25 juta /bulan untuk orang kepercayaan + 4 orang pekerja @ Rp 25.000/hari dan biaya pupuk, round up dan lain lain. Sehingga dapat dianggap kebun ini membutuhkan biaya perawatan 100 juta/tahun x 15 tahun = 1,5 Milyar
• Setelah pohon jati habis dipanen, dapat dilakukan penjualan tanah timbun, (karena sebagian besar tanah ini merupakan bukit dengan ketinggian lebih dari 40 meter dari atas jalan aspal hotmix.
• Jika tanah ini dikeruk setebal 30 meter, maka akan didapat 3.000.000 m3 tanah timbun
  yang saat ini harganya adalah 3.000/m3. Jadi dapat menghasilkan Rp 9 Milyar keuntungan tambahan.

Demikian ilustrasi keuntungan atas tanah ini.